Guna Tingkatkan Kualitas SDM, Ditjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen Gelar Kegiatan Capacity Building

Nov 24, 2022

Dalam rangka peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen), Kemendikbudristek menyelenggarakan kegiatan Capacity Building selama tiga hari pada tanggal 18 sampai dengan 20 November 2022, di Kota Tangerang, Banten.

Strategi Problem Solving: Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran Dalam kegiatan yang diikuti oleh para pegawai di lingkungan Ditjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen tersebut, Iwan Syahril selaku Direktur Jenderal PAUD, Dikdas, dan Dikmen menyampaikan materi terkait Strategi Problem Solving dalam Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran.

Dilatarbelakangi oleh krisis pendidikan di Indonesia yang telah berlangsung lama dan belum membaik dari tahun ke tahun. Ditambah tingkat kebekerjaan lulusan perguruan tinggi masih rendah, dimana empat dari lima perusahaan sulit mendapatkan lulusan siap kerja. Satu dari dua peserta didik belum mencapai kompetensi minimum literasi, dan dua dari tiga peserta didik belum mencapai kompetensi minimum numerasi. Iwan Syahril menyampaikan ada empat strategi untuk pemulihan pendidikan di Indonesia.

Yang pertama yaitu strategi SDM. Kemendikbudristek telah membentuk program Guru Penggerak sebagai Pemimpin Pembelajaran, dan generasi baru Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.

“Tidak hanya itu Kemendikbudristek juga telah melakukan rekrutmen Guru Honorer menjadi ASN PPPK, untuk kecukupan guru dan distribusi guru yang merata, dan juga melakukan rekrutmen Guru Baru pengganti guru pensiun melalui PPG pra jabatan,” tutur Iwan Syahril.

Strategi yang kedua adalah melakukan sistem pemulihan dan transformasi pembelajaran, melalui program Kurikulum Merdeka, Platform Merdeka Mengajar, Asesmen Nasional, Rapor Pendidikan, Perencanaan Berbasis Data, Arkas/Markas, dan Sumber Daya Sekolah.

Strategi selanjutnya yaitu dengan menghadirkan komunitas belajar dalam bentuk Komunitas Belajar dalam Satuan Pendidikan, Komunitas Belajar antar Satuan Pendidikan, dan Komunitas Belajar Daring (dalam Platform Merdeka Mengajar).

“Strategi yang terakhir adalah model transformasi satuan pendidikan melalui Program Sekolah Penggerak, model transformasi pembelajaran oleh Kemendikbud, Program Organisasi Penggerak, serta model transformasi pembelajaran oleh organisasi masyarakat,” tandasnya.

Strategi problem solving dalam sistem pemulihan dan transformasi pembelajaran lainnya yang perlu dilakukan adalah identifikasi masalah pembelajaran, penentuan prioritas masalah pembelajaran, rekomendasi langkah penyelesaian dan masalah pembelajaran, diskusi, refleksi, dan penentuan langkah penyelesaian masalah pembelajaran, serta melakukan implementasi penyelesaian masalah pembelajaran. Indikator keberhasilan dalam menuntaskan masalah pembelajaran akan ditentukan melalui hasil asesmen nasional.

Design Thinking untuk Melayani Sekolah Dalam kegiatan Capacity Building tersebut, para peserta juga mendapat materi mengenai konsep Design Thinking untuk memberikan pelayanan terbaik kepada sekolah. Design Thinking yaitu pola pikir dalam penyelesaian masalah yang berbasis empati, kolaborasi, kreativitas, dan eksperimentasi.

Pola pikir yang berbasis empati ialah, bahwa solusi terbaik didapatkan ketika mengerti kebutuhan dan motivasi dari penerima manfaat layanan. Pola pikir kolaboratif adalah solusi akan lebih kaya ketika datang dari perspektif yang beragam. Pola pikir yang yang kreatif adalah bahwa solusi yang tidak terpikirkan sebelumnya, bisa muncul ketika ada kepercayaan diri dan optimisme dalam kemampuan kreatif diri sendiri. Terakhir adalah pola pikir eksperimental yaitu solusi akan menjadi lebih baik lagi ketika kita bisa belajar dari kesalahan.

“Kunci dari penerapan design thinking yang baik adalah fokus ke pendefinisian sebuah masalah, bukan langsung melompat ke solusinya,” kata Iwan Syahril, Dirjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen.

Ia juga mengatakan sebuah visi yang transformasional sulit dicapai tanpa pemahaman terhadap realita yang ada. Memahami kebutuhan dan perilaku pendidik menjadi sangat penting untuk dapat merancang inisiatif - inisiatif yang visioner, namun tetap mengakar pada kebutuhan yang ada.

“Semangat eksperimentasi dibutuhkan ketika kita menjalankan hal-hal baru, design thinking menanamkan kebiasaan kolaborasi (gotong royong) dalam mencapai tujuan,” ujarnya.

Pelaksanaan kegiatan Capacity Building ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi dan kerja sama antar tim di lingkungan Ditjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen sehingga mampu memberikan pelayanan terbaik bagi dunia pendidikan Indonesia.

Share:
No Comments
Berikan komentar
Unduh FileSE Mendikbud Nomor 1 Tahun 2021
UNDUH SEKARANG
logo

DIREKTORAT JENDERAL

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

Permendikbudristek Nomor 28 Tahun 2021 menjelaskan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, diantaranya adalah merumuskan kebijakan peserta didik, sarana prasarana, dan tata kelola di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan khusus, pendidikan keaksaraan, dan pendidikan kesetaraan.
KONTAK KAMI
KANTOR PUSATKompleks Kemdikbud Gedung E Lantai 5 Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
021-5725610
021-5725610
pauddikdasmen@kemdikbud.go.id
Senin - Jumat 08.00 - 16.00 WIB
Copyright © 2020 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi All rights reserved.