[caption id="attachment_8951" align="aligncenter" width="300"] Kepala KRI Tawau Muhammad Soleh dan Istri berfoto bersama pemenang lomba cerdas cermat APSI 2015[/caption]
Tawau (Dikdasmen): Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau di Sabah, Malaysia, menyelenggarakan Apresiasi Prestasi dan Seni (APSI) di Kantor Konsulat RI Tawau, Sabtu, 5 September 2015. Acara bertema ‘Ciptakan Generasi Mandiri, Kreatif, Terampil, dan Berprestasi’ ini dibuka oleh Kepala Perwakilan RI Tawau Muhammad Soleh.
Dalam sambutannya, Soleh menyampaikan terima kasih atas dukungan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Malaysia, dalam penyelenggaraan APSI yang telah memasuki tahun ke-2. Ia pun mengapresiasi peran guru yang telah mengantarkan peserta didik untuk mengikuti APSI. “Tidak berlebihan kalau kita katakan bahwa guru merupakan modal untuk anak belajar, untuk mencapai cita-citanya di masa depan,” ujarnya.
Hadir dalam acara Ari Purbayanto, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur, Malaysia; Pelaksana Fungsi Sosial Budaya KRI Tawau Dian Ratri Astuti; Kepala Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), Pejabat Pendidikan Sabah bagian Tawau, perwakilan PB Humana Child Aid Society, dan Home Staff KRI Tawau.
[caption id="attachment_8952" align="aligncenter" width="300"] Peserta lomba melukis[/caption]
Ari Purbayanto, dalam sambutannya, mengatakan, APSI merupakan kompetisi sains dan seni yang sangat penting bagi siswa-siswi SD yang menimba ilmu di Sekolah Indonesia dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (Community Learning Center—CLC) yang ada di Malaysia. “Delapan orang terbaik akan kami kirim ke Kuala Lumpur. Nanti akan bertanding antara SIKL, SIJB, CLC di Semenanjung, SIKK, CLC Sarawak, dan CLC di Sabah,” ungkapnya. SIKL adalah Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, SIJB Sekolah Indonesia Johor Bahru, dan SIKK Sekolah Indonesia Kota Kinabalu.
Menurut Kuncoro Edi Wibowo, Ketua Panitia, peserta APSI adalah seluruh anak-anak Indonesia yang belajar di PB HUMANA se-Sabah dan PKBM SD dari Tawau hingga Sandakan. Pelaksanaan APSI dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu seleksi peserta dari lima distrik; Tawau, Kunak, Lahad Datu, Kinabatangan, dan Sandakan. Acara yang digelar pada 29 Agustus 2015 ini diikuti 211 siswa.
Dari empat bidang lomba yang digelar terpilih sepuluh peserta terbaik lomba menyanyi, sepuluh peserta terbaik lomba pidato, 15 peserta terbaik lomba melukis, dan 12 tim terbaik lomba cerdas-cermat dari tiap-tiap distrik. (lihat Daftar Juara APSI 2015)
“Wakil tiap distrik tidak sama, bergantung jumlah tim yang mengikuti lomba di distriknya,” jelas Kuncoro. Sebanyak 71 siswa maju ke babak Grand Final APSI yang digelar pada 5 September 2015.
[caption id="attachment_8953" align="aligncenter" width="300"] Peserta lomba melukis, pidato, dan cerdas-cermat[/caption]
Menyoroti perjuangan para guru yang mengawal siswa-siswi peserta APSI dari berbagai pelosok daerah, Dian Ratri Astuti menulis status di akun situs jejaring sosial Facebook miliknya pada 6 September 2015. “Hari ini saya saksikan berlian-berlian itu bersinar di bawah kilauan dan gosokan tangan para pribadi mulia...pahlawan-pahlawan sepi yang terus bergerilya di pelosok ladang sana,” tulisnya.
Para guru itu, tambah Dian, rela berkorban dan mengambil risiko yang tak kecil. Mereka bekerja dengan “semangat berbagi cahaya itu begitu kuat menyala.” Mereka tak ingin anak-anak pekerja di ladang kelapa sawit dibiarkan tanpa pendidikan. “Bersama para pendidik muda Indonesia, mereka membawa pelita bagi generasi penerus bangsa di lorong-lorong rerimbunan sawit di Sabah. Mendirikan dan merawat sekolah-sekolah para juara,” ungkapnya.* (Billy Antoro, Padlil Syah)
Sumber: Padlil Syah, Guru CLC Tawau