[caption id="attachment_10839" align="aligncenter" width="300"] Kontingen asal Kalimantan Selatan[/caption]
Jakarta (Dikdasmen): Dua peserta Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) asal Kalimantan Selatan, Cabang Olahraga Karate tingkat SMA, Rafiqi Muhammad Al-Fathur dan Hermiyati Lita Sari, mencukupkan target perolehan medali perunggu.
"Target saya meraih perunggu mas, atau juara tiga, yang penting saya bisa main bagus," ujar Rafiqi, di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta, Senin (25/7). Siswa kelas 2 SMKN 1 Martapura Banjarmasin ini mulai menekuni Karate sejak SMP. Dia dapat mewakili Kalimantan Selatan setelah mendapatkan medali emas tingkat provinsi.
"O2SN tingkat kabupaten saya dapet perak mas, dan provinsi saya dapet medali emas, jadi saya bisa ikut ke sini, tingkat nasional," ujar siswa binaan Adul Bastian Lubis ini. Putra pasangan Satrio dan Purwati ini sangat gigih dalam berlatih Karate. Ia tidak terpengaruh dengan trend media sosial dan game seperti Pokemon Go. “Usaha saya adalah latihan gigih, dan tidak ikutan main game."
Senada Rafiqi, Hermiyati Lita Sari, teman seperjuangannya asal Kalimantan Selatan juga menargetkan juara tiga atau medali perunggu. "Target saya dapet medali perunggu mas, mengharumkan Kalimantan Selatan dan membanggakan orang tua," ungkap gadis kelahiran 31 Agustus 1998 di Bantul Yogyakarta ini.
Siswi yang kini duduk di kelas 3 SMK Harapan Bangsa Kurau, Tanah Laut, Kalimantan selatan ini sangat suka olah raga beladiri Karate ini. “Saya tertarik dan suka dengan Karate untuk jaga-jaga, mas, dan tantangan saya hingga bisa kemari adalah pengorbanan waktu untuk latihan, jam latihan di perpadat, tak bisa maen di saat temen-temennya saya asik maen," kata Sari yang baru pertama kali O2SN.
Sementara itu, pembina Rofiqi dan Sari, Bastian mengngkapkan bahwa target perunggu bukan karena mengecilkan potensi mereka. “Bukan mengecilkan, tapi memang ini baru pertama kalinya bagi mereka," tegas pelatih asal Kalimantan Selatan ini.
"Persiapan biasa aja, secara teknik semua daerah sama, hanya dari mental yg berbeda beda. Mereka saya genjot dengan perbanyak latihan dan latihan, kita semua sama, sama makan nasi, jadi tak ada yang perlu ditakuti atau dikwatirkan. Intinya mental aja," tutup pelatih yang kebapakan ini. (Andi Fadly)