Bahasa daerah memiliki nilai yang sangat penting bagi suatu bangsa, termasuk di Indonesia yang lahir dari kebhinekaan, dimana salah satu kebhinekaan tersebut adalah berbahasa, Tepat satu hari setelah perayaan Hari Bahasa Ibu Internasional yang jatuh pada 21 Februari 2022, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Merdeka Belajar Episode 17: Revitalisasi Bahasa Daerah pada Selasa 22 Februari 2022, melalui kanal YouTube Kemendikbud. Peluncuran program ini bertujuan untuk mencegah kepunahan beberapa bahasa daerah di tanah air.
Berdasarkan data UNESCO, terdapat 200 bahasa daerah yang telah mengalami kepunahan di dunia selama 30 tahun terakhir. Di Indonesia sendiri, ada sekitar 718 Bahasa daerah, 25 terancam punah, 6 dinyatakan kritis, dan 11 bahasa daerah telah punah. Penyebab utama kepunahan bahasa daerah tersebut disebabkan penutur jatinya tidak lagi menggunakan dan mewariskan bahasanya kepada generasi berikutnya.
Prof. H. Endang Aminudin Aziz, M.A., Ph.D. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbudristek mengatakan, ada 2 alasan kenapa Kemendikbudristek melakukan revitalisasi bahasa daerah.
“Pertama karena Indonesia memiliki 716 bahasa daerah adat, ini belum semua terpetakan karena wilayah yang harus dipertahankan sangat luas dari Sabang sampai Merauke. Terutama di wilayah-wilayah bagian timur Indonesia. Kemudian alasan yang yang kedua karena bahasa daerah sebagian besar juga menjadi bahasa ibu kita,” ungkap Endang Aminudin seperti dikutip dari podcast Ditjen PAUD Dikdasmen (02/02/22).
Nilai penting yang terkandung dalam bahasa daerah sebagai bahasa ibu lanjut Endang paling tidak memiliki beberapa fungsi.
Fungsi pertama yaitu emotif, karena dengan bahasa daerah sama aja mengekspresikan emosi, serta menumbuhkan karakter pada diri seseorang itu juga dibentuk oleh bahasa daerah. kemudian fungsi yang kedua, bahasa daerah adalah bahasa cultural.
“Ketika kita berkomunikasi dengan masyarakat di tempat kita hidup, umumnya menggunakan bahasa daerah. Hal ini akan membentuk sebuah komunitas kultur yang akan saling terikat satu sama lain. Bukan berarti kita mau primordial, tapi kedaerahan menjadi penting dan bagian dari ciri khas Indonesia,” tuturnya.
Ketiga, bahasa daerah memiliki fungsi pendidikan lanjut Endang. Dari beberapa riset Indonesia melalui program inovasi, dan riset di beberapa negara lain seperti di Asia, Afrika atau bahkan Eropa hasil riset menunjukan bahasa setempat yang dikuasai oleh anak-anak tingkat sekolah dasar kelas 1, 2 dan 3 hasil belajar nya lebih baik. Karena mereka sudah menggunakan bahasa daerah lalu ketika materi disampaikan mereka tidak berpikir dua kali.
“Contoh di Indonesia bagian timur digunakan bahasa Indonesia, padahal anak-anak belum mengerti bahasa Indonesia. Artinya mereka harus menguasai dulu bahasa Indonesia sebelum menguasai materi jadi,ada fungsi Pendidikan,” kata Endang Aminudin.
Lalu kemudian fungsi yang keempat, bahasa daerah memiliki fungsi politik. Salah satu contohnya adalah kejadian terpisahnya Bangladesh dan Pakistan. Lalu kemudian tanggal 21 Februari dinyatakan oleh UNESCO sebagai hari Bahasa Ibu Internasional.
“Mereka yang mempunyai bahasa daerah di Bangladesh dilarang oleh pemerintah, lalu gerakan ini menjadi besar dan akhirnya terjadi pemberontakan, mereka kemudian menjadikan bahasa daerah sebagai gerakan politik,” imbuhnya.
Dan yang terakhir adalah, bahasa daerah memiliki fungsi ekonomi kata Endang Aminudin. Bahasa daerah bisa berfungsi sebagai fungsi ekonomi, salah satunya adalah membuat konten dengan menggunakan bahasa daerah. Kemudian lagu daerah yang memiliki nilai jual.
“Kemarin di Berlin dilaksanakan festival film NANA berasal dari Indonesia. Secara keseluruhan film ini menggunakan bahasa daerah dan ini menjadi lading ekonomi. Melihat fenomena tersebut bagaimanapun bahasa daerah sangat penting dan bagi bangsa Indonesia, bahasa daerah menjadi salah satu sumber untuk pengayaan,” tegas Endang Aminudin.
Ending melanjutkan, sekarang ini kosakata bahasa Indonesia dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki kurang lebih 116.000 kosakata. Dan baru sekitar 7.600 kosakata diambil dari bahasa daerah.
“Jadi kita mengundang penutur bahasa daerah untuk memberikan daftar istilah kosakata dari bahasa daerahnya yang memiliki konsep ini. Terutama memiliki konsep yang unik yang tidak ditemukan dalam bahasa Indonesia,” ujarnya.
Yuk klik link berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=5pbN7og9VsQ untuk mengetahui lebih lanjut terkait paparan revitalisasi bahasa daerah.